Dodol mempunyai sifat dapat
mengawetkan sendiri tanpa memerlukan pendinginan, sterilisasi atau pengeringan.
Tingkat keawetannya dipengaruhi oleh komposisi bahan penyusunnya, aktivitas
air, teknologi pengolahan, sistem pengemasan serta kandungan bahan pengawet.
Menurut Standar Nasional Indonesia, dodol
adalah produk yang dibuat dari tepung beras ketan, santan kelapa, dan gula
dengan atau tanpa penambahan bahan makanan dan bahan tambahan lainnya yang
diijinkan (Departemen Perindustrian, 1992).
Gambar 41. Dodol Rumput Laut
Kebutuhan pasar terhadap produk dodol
semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Dinas Perindustrian tahun 1898, peningkatan produksi dan permintaan dodol
sampai dengan tahun 1998 adalah sebanyak 17,5%. Dalam mengantisipasi hat
tersebut, para pengusaha dodol di daerah Garut telah banyak melakukan
modifikasi, salah satunya adalah dengan memberikan citarasa yang berbeda.
Sampai saat ini telah ada sekitar 6 jenis modifikasi dodol produksi dari Garut.
Bahan baku yang digunakan juga telah beraneka ragam, mulai dari buah-buahan
seperti sirsak, durian, tomat, papaya, dan sebagainya, bahkan telah ada dodol
yang terbuat dari kentang, kacang hijau, dan ketan hitam.
Sebagai salah satu produk makanan
semi basah, dodol mempunyai ciri antara lain mempunyai kandungan air 30 - 40 %,
nilai aw 0.65 – 0.85, dan mempunyai tekstur
yang plastis. Ciri yang terakhir memungkinkan dodol dapat dibentuk dan dapat
langsung dikonsumsi. Pada kisaran nilai aw tersebut,
dapat menyebabkan dodol menjadi awet dan stabil pada penyimpanan suhu kamar
karena reaksi kimia dan enzimatik serta pertumbuhan mikroba terhambat (Buckle,
1995). Hubungan antara kadar air dan aw adalah
panting diketahui untuk dapat mernperhitungkan daya awet dan perubahan yang
terjadi pada bahan selama penyimpanan.
Pembuatan dodol dimulai dari
persiapan bahan, pencampuran, pemasakan, pendinginan, pemotongan, dan
pengemasan sekaligus pencetakan. Kemasan yang biasa digunakan adalah kertas
minyak atau pilastik propilen sebagai kemasan primer. Sedangkan kotak karton atau
kantong plastik sebagai kemasan sekunder.
Standar
Nasionai Indonesia untuk Produk Dodol
Uraian
|
Persyaratan
|
Keadaan (aroma, rasa, tekstur)
|
Normal
|
Air
|
Maksimal 20%
|
Abu
|
Maksimal 1,5%
|
Gula, dihitunq sebagai sukrosa
|
Minimal 40 %
|
Protein
|
minimal 3 %
|
Lemak
|
minimal 7%
|
Serat kasar
|
maksimal 1%
|
Pemanis buatan
|
tidak bolehada
|
Logam-logam berbahaya (Pb, Cu,Hg)
|
tidak ternyata
|
Arsen
|
tidak ternyata
|
Kapang
|
tidak boleh ada
|
Sumber: Departemen Perindustrian, 1992
Pengembangan dodol rumput laut sangat
membantu dalam mengantisipasi permintaan masyarakat yang semakin meningkat
terhadap produk dodol. Penggunaan rumput laut untuk produk dodol dapat
memberikan nilai tambah tersendiri pada makanan tersebut. Salah satu keunggulan
yang dapat diperoleh dari dodol rumput laut ini bila dibandingkan dengan dodol
yang ada di pasaran adalah kandungan lodium dan seratnya cukup tinggi, yang
dapat membantu mengatasi GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium) dan masalah
pada pencernaan.
Dalam pembuatan dodol rumput laut,
digunakan rumput laut jenis Eucheuma cottonii, hal ini didasarkan pada
kemampuannya dalam menghasilkan karagenan. Pada proses pengolahan dodol rumput
laut, karagenan dapat terekstraksi dengan air panas yang mempunyai kemampuan
untuk pembentukan gel.
Bahan dan Alat
Bahan:
|
Alat:
|
|
1. Rumput laut
2. Air
3. Gula pasir
4. Santan
5. Garam
6. Vanili
7. Pewarna
|
100%
50-75% dari bahan
100% dari bahan
100% dari bahan
0,1-0,2% dari bahan
1% dari bahan
1% dari bahan
|
1. Blender
2. Panci/wajan
3. Baskom plastik
4. Pemarut
5. Penyaring santan
6. Kompor
7. Pengaduk kayu
8. Pisau
9. Plastik pengemas
10. Loyang
|
Langkah kerja:
1. Rendam rumput laut kering yang sudah
dibersihkan kemudian tambahkan jeruk nipis. Perendaman dilakukan selama 2 – 3
hari. Air perendaman diganti setiap 24 jam sekali
2. Blender rumput laut yang sudah lunak
sampai diperoleh bubur rumput laut
3. Pada waktu yang bersamaan panaskan
santan (diambil dari satu buah kelapa) dan gula pasir sampaimmendidih.
4. Setelah santan keluar minyaknya,
masukkan bubur rumput laut lanjutkan pemasakan, terus dilakukan pengadukkan
agar adonan tercampur merata. dan mengental.
5. Tuangkan adonan ke dalam
cetakan/loyang, dinginkan dan diamkan sampai mengeras.
6. Potong dodol rumput laut yang sudah
mengeras dengan ukuran 1 x 4 cm dan ketebalan 1 cm. Dodol kemudian dikeringkan
selama 3-4 hari, kemudian dikemas dan siap dipasarkan.
BalasHapusbola online
judi bola pulsa
togel online