Peradangan kulit (Dermatitis) – beberapa penyakit peradangan
kulit akan dibahas berikut ini.
Dermatitis kontak toksik, adalah suatu peradangan kulit
karena kulit berinteraksi langsung dengan bahan-bahan kimia seperti asam basa,
kuat, atau pelarut organik. Reaksi dermatitis tergantung pada iritannya. Bila
iritan kuat akan terjadi dermatitis akut pada pajanan pertama sedangkan pada
iritan lemah akan terjadi dermatitis kronis setelah beberapa kali pajanan.
Penyakit ini akan disertai beberapa gejala, seperti rasa panas terbakar atau
rasa nyeri.
Ilustrasi |
Pengobatan yang dilakukan bergantung pada jenis zat yang
menimbulkan iritasi. Apabila karena asam kuat, tindakan dapat berupa pencucian
dengan air, kemudian basa dan natrium karbonat. Setelah dicuci diberi salep
atau krim kortikosteroid. Pengobatan sistemik dapat dilakukan dengan memberi
kortikosteroid seperti prednisone 20 mg/hari selama 3 hari. Bila gatal dapat
diberikan antihistamin.
Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan
lingkungan. Sebaiknya, hindari sumber toksik atau zat-zat yang dapat
menimbulkan iritasi. Dianjurkan menggunakan personal safety devices (PSD)
seperti sarung tangan, krim barrier, dan lain-lain.
Dermatitis kontak alergik, adalah suatu dermatitis atau
peradangan kulit yang timbul pajanan dengan bahan-bahan yang bersifat
sensitizer (allergen/kontaktor). Penyebabnya adalah bahan-bahan allergen,
seperti bahan logam berat, kosmetik (lipstik, deodorant, cat rambut), bahan
perhiasan (kaca mata, jam tangan, anting-anting), obat-obatan (obat kumur sulfa,
penisilin), karet (sepatu, BH). Kurangnya kebersihan lingkungan, lingkungan pekerjaan yang basah,
tempat yang lembab atau terlalu panas dapat mempermudah timbulnya penyakit ini.
Setelah kontak dengan bahan allergen berulang timbul reaksi
gatal kemerahan pada daerah kontak, kemudian timbul ruam kulit,
tonjolan-tonjolan padat dengan gelembung-gelembung berisi cairan. Penyakit ini
dapat terjadi disemua bagian tubuh, sesuai dengan lokasi pajanan.
Pengobatan dapat dilakukan secara sistemik dan topical. Pada
pengobatan secara sistemik dapat diberikan anthistamin dan kortikosteroid
seperti prednison dan metilprednison. Pengobatan topical dilakukan tergantung
ruam kulit yang ditimbulakan. Jika masih dalam keadaan basah diberi konpres
KMnO4 1/10.000. jika sudah mongering diberi kortikosteroid topical potensi
sedang seperti desoksimetason 2-2,5%, dan betametason-dipropionat 0,05%.
Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan
lingkungan. Berhati-hatilah dalam menggunakan alat-alat yang dapat menimbulkan reaksi
alergi. Pilihlah bahan yang tidak bersifat sensitiser. Selain itu sebaiknya
memakai PSD di lokasi kerja.
Dermatitis Atopik (Eksema Atopik), afdalah peradangan kulit
yang timbul pada individu dengan riwayat hidup atopi pada dirinya sendiri
ataupun keluarganya, yaitu adanya kepekaan dalam keluarganya asma bronkial,
rinitis alergi dan konjungtivis terhadap serbuk-serbuk tanaman. Sebenarnya
penyebab yang pasti belum diketahui tetapi faktor keturunan merupakan dasar
pertama timbulnya penyakit. Penyakit ini biasanya terjadi di daerah panas dan
lembap. Keadaan lingkungan dan keturunan juga dapat memengaruhi timbulnya
penyakit.
Penyakit ini disertai beberapa gejala. Penyebab utama
penyakit ini adalah faktor keturunan yang oleh faktor luar menimbulkan kelainan
kulit. Pada awalnya muncul ruam kulit, tonjolan-tonjolan padat,
gelembung-gelembung berisi cairan sampai terjadi kerusakan kulit. Penderita
tampak gelisah, gatal, dan sakit berat. Pada bayi dermatitis atopic ditemukan
di pipi, kepala, badan, lipat siku, lipat lutut dan tengkuk. Ketika dewasa
penderita dermatitis atopik mendapat kelainannya di tengkuk, lipat lutut, lipat
siku, ataupun punggung kaki. Semua kelainan tampak simetris.
Pengobatan dapat dilakukan secara sistemik dan topikal.
Pengobatan secara sistemik dapat dilakukan dengan memberikat obat-obat
tertentu.
- Anthistamin golongan H1 untuk mengurangi gatal dan sebagai penenang.
- Kortikosteroid jika gejala klinis terberat dan sering mengalami kekambuhan.
- Jika ada infeksi sekunder diberi antibiotik seperti eritromisin dan tetrasiklin.
0 komentar:
Posting Komentar