Deskripsi Kacang Tanah (Arachis hypogaea)

Deskripsi Kacang Tanah (Arachis hypogaea) - Kacang tanah atau dengan nama latin disebut Arachis hypogaea . Tumbuhan ini merupakan jenis polong-polongan, suku dari Fabaceae . Tumbuhan ini biasanya dibudidayakan, karena buah dari tanaman ini mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Tanaman yang berasal dari benua Amerika ini tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dengan daun-daun kecil tersusun majemuk.

Taksonomi Kacang Tanah

KLASIFIKASI KACANG TANAH
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus: Arachis
Spesies: Arachis hypogaea L.


DESKRIPSI KACANG TANAH

Akar Kacang tanah


HABITAT
Tanaman kacang tanah dapat tumbuh subur pada daerah dengan ketinggian 500 m diatas permukaan laut dengan curah hujan berkisar antara 800 mm hingga 1.300 mm per tahunnya.  Suhu yang dibutuhkan untuk budidaya kacang tanah adalah sekitar 28o C hingga 32o C. Jika suhunya dibawah 10o C akan menghambat pertumbuhan kacang tanah sehingga bunga tidak akan tumbuh dengan sempurna. Selain itu, kacang tanah juga membutuhkan kelembaban udara berkisar antara 65% hingga 75% dengan pH tanah antara 6,0 hingga 6,5. 

AKAR
Pada akar Arachis hypogaea memiliki bagian yang seperti batang monokotil yaitu terdapat penyebaran yang tidak merata dalam penyebaran sistem pengangkutan. Pada batang Zea mays memiliki sebaran berkas pembuluh yang tidak jelas dan tidak memiliki kambium.

BATANG
Pada akar Arachis hypogaea memiliki bagian yang seperti batang monokotil yaitu terdapat penyebaran yang tidak merata dalam penyebaran sistem pengangkutan. Pada batang Zea mays memiliki sebaran berkas pembuluh yang tidak jelas dan tidak memiliki kambium. Pada batang Arachis hypogaea terdiri dari beberapa bagian sel, yaitu epidermis pada bagian terluar kemudian di belakangnya terdapat jaringan dasar atau korteks. Didekat bagian berkas pembuluh terdapat endodermis yang dapat menyokong bagian pembuluh pengangkut. Ikatan pembuluhnya juga terlihat jelas, dimana antara kambium, xylem dan floem telah terpisah dan dapat diamati dengan jelas.

Buah dan Biji kacang tanah


DAUN dan BUNGA
Daun pada batang utama tersusun spiral, pada cabang vegetatif primer tersusun berseling, berdaun 4, dengan 2 pasang daun duduk berhadapan berbentuk membundar telur sungsang berukuran 3-7 cm x 2-3 cm; panjang tangkai daun 3-7 cm; terdapat bagian yang menggembung pada dasar tangkai daun dan pada dasar setiap daun hal ini merupakan ciri adanya pergerakan pada malam hari yaitu tangkai daun akan menggulung ke bawah dan daun akan menggulung ke atas sampai keduanya bersentuhan. Cabang perbungaan berbentuk tunggal pada katafil dan ketiak daun pada cabang vegetatif dan ada beberapa yang tumbuh pada buku teratas pada batang. Pada setiap perbungaan terdapat 2-5 bunga; Bunga duduk berwarna kuning muda hingga jingga kemerahan.

MANFAAT
Sebagian terbesar dari hasil panen kacang di dunia digunakan untuk minyak. Sebagian besar minyak itu digunakan untuk memasak. Ampas setelah pengambilan minyak merupakan makanan ternak berprotein tinggi tetapi juga digunakan untuk menghasilkan tepung kacang tanah yang banyak digunakan untuk konsumsi manusia. Hasil panen di Burma sekitar 20% hasil panen di Indonesia, dan 30% hasil panen di Thailand, digunakan untuk membuat minyak. Sebagian besar hasil panen di kebanyakan negara-negara di Asia Tenggara digunakan untuk konsumsi manusia langsung. Biji dimakan mentah, direbus atau dipanggang, untuk pembuatan gula-gula dan makanan ringan, dan digunakan dalam sup atau menjadi kuah pada hidangan daging dan nasi. Residu panen vegetatif merupakan bagian makanan hewan yang baik.

Demikianlah Deskripsi Kacang tanah yang telah kami rangkum dari berbagai  informasi serta laporan morfologi tumbuhan yang kami punyai. Salam lestari!

Deskripsi Durian

Deskripsi Durian - Durian merupakan salah satu tumbuhan tropis, dan merupakan satu-satunya buah-- buahan yang memiliki nama internasional dengan nama Durian . Durian bisa hidup di daerah dataran rendah cuman kadang kala ndag bisa berbuah, dan cocoknya bisa hidup dan berbuah daerah dataran tinggi.
Pohon Durian

 Tanaman durian tinggi dapat mencapai ketinggian 25-50 m tergantung spesiesnya, pohon durian sering memiliki banir (akar papan). Pepagan (kulit kering) berwarna cokelat kemerahan, mengelupas tak beraturan, tajuknya rindang dan renggang.

KLASIFIKASI DURIAN
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Dilleniidae
Ordo: Malvales
Famili: Bombacaceae 
Genus: Durio
Spesies: Durio zibethinus Murr

DESKRIPSI DURIAN

DAUN

Daun Durian

Daun durian berbentuk jorong hingga lanset 10-15(-17) cm x 3-4, 5 (-12,5) cm; terletak berseling; bertangkai; berpangkal lancip atau tumpul dan berujung lancip melandai sisi atas berwarna hijau terang, sisi bawah tertutup sisik sisik berwarna perak atau keemasan dengan bulu-bulu nintang

BUNGA
Bunga (juga buahnya) muncul langsung dari batang (cauliflorous) atau cabang-cabang yang tua, berkelompok dalam karangan berisi 3-10 kuntum berbentuk tukal atau malai rata. Kuncup bunganya membulat, sekitar 2 cm diameternya, bertangkai panjang. Kelopak bunga bentuk tabung sepanjang lk. 3 cm, daun kelopak tambahan terpecah menjadi 2-3 cuping berbentuk bundar telur. Mahkota bentuk sudip, kira-kira 2× panjang kelopak, berjumlah 5 helai, keputih-putihan. Benangsarinya banyak, terbagi ke dalam 5 berkas; kepala putiknya membentuk bongkol, dengan tangkai yang berbulu.[1] Bunga muncul dari kuncup dorman, mekar pada sore hari dan bertahan hingga beberapa hari. Bunga ini menyebarkan aroma wangi untuk menarik perhatian kelelawar sebagai penyerbuk utamanya.

BUAH

Buah Durian

Buah berkembang setelah pembuahan dan memerlukan 4-6 bulan untuk pemasakan. Pada masa pemasakan terjadi persaingan antarbuah pada satu kelompok, sehingga hanya satu atau beberapa buah yang akan mencapai kemasakan, dan sisanya gugur. Buah akan jatuh sendiri apabila masak. Pada umumnya berat buah durian dapat mencapai 1,5 hingga 5 kilogram, sehingga kebun durian menjadi kawasan yang berbahaya pada masa musim durian. Apabila jatuh di atas kepala seseorang, buah durian dapat menyebabkan cedera berat atau bahkan kematian.

BIJI
Bijinya bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus atau dibakar, atau dicampurkan dalam kolak durian. Kuncup daun (pucuk), mahkota bunga, dan buah yang muda dapat dimasak sebagai sayuran. Akarnya dimanfaatkan sebagai obat demam. Daunnya, dicampur dengan jeringau (Acorus calamus), digunakan untuk menyembuhkan cantengan (infeksi pada kuku). Kulit buahnya untuk mengobati ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah buang air besar (sembelit).

Jenis-jenis Buah Durian
Seperti halnya buah-buahan lain, Durian juga memiliki banyak jenis. Berdasarkan kultivar unggul nasional, terdapat lebih dari 55 jenis durian budidaya. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Durian Gapu dan Kelud dari Kediri Jawa Timur
  2. Ligit dari Kutai
  3. Mawar dari Long Kutai
  4. Ripto dari Trenggalek
  5. Salisun dari Nunukan
  6. Selat dari Muara Jambi
  7. Sememang dari Banjarnegara
  8. Tong Medaye dari Lombok
  9. Bentara dari Bengkulu utara
  10. Bido Wonosalam dari Jombang Jawa Timur
  11. Perwira dari Majalengka
  12. Petruk dari Jepara Jawa tengah
  13. Soya dari Ambon Maluku
  14. Sunan dari Boyolali.


Deskripsi Maja (Aegle marmelos)

Deskripsi Maja (Aegle marmelos) - Maja merupakan salah satu jenis tumbuhan rutaceae atau satu famili dengan jeruk. Di Makassar sendiri biasa disebut dengan Bila, sama dengan Bali juga disebut dengan bila. Kulit buahnya keras, biasanya dijadikan sebagai makanan sapi. Tanaman ini biasanya dibudidayakan di pekarangan tanpa perawatan dan dipanen buahnya. Maja masih berkerabat dekat dengan kawista.

Deskripsi Tanaman Maja

Karakteristik
Habitus berupa pohon tahunan dengan tinggi 10-15 m.  Batangnya berkayu, bulat, bercabang, berduri dan berwarna  putih kekuningan. Daunnya tersebar pada batang muda,  berbentuk lonjong dengan ujung dan pangkal runcing,  tepi bergerigi atau berlekuk tidak dalam. Panjang daun  4-13,5 cm, lebar 2-3,5 cm, berwarna hijau. Bunga berupa  bunga majemuk, bentuk malai. Daun mahkota lonjong,  berwarna hijau dengan panjang 1-1,5 cm. Buah berbentuk  bola, diameter 5-12 cm, berdaging dan berwarna coklat.  Biji berbentuk pipih dan berwarna hitam. Akar tunggang  berwarna putih kotor.

Penyebaran
Maja tumbuh liar di hutan-hutan kering di Semenanjung India, Sri Lanka, Pakistan dan Banglades. Pohon ini telah lama ditanam khususnya di halaman sekitar kuil-kuil di India. Maja telah tersebar luas sampai Indo-Cina, Asia Tenggara (khususnya di Thailand, Malaysia bagian utara, Jawa bagian timur and Luzon bagian utara) dan di daerah-daerah tropik lainnya.

Manfaat
Buah masak dimakan segar dan juga dapat dibuat untuk minuman serbat, sirup dan selai. Lendir disekeliling biji yang belum masak dapat digunakan untuk lem perekat. Di Jawa, ekstrak dari daun dan buah muda dimanfaatkan sebagai opium palsu. Di samping itu irisan buah yang akan masak kemudian dikeringkan dapat dimanfaatkan untuk mengobati disentri berat dan diare. Ekstrak buah masak digunakan untuk mengobati inflamasi pada rektum. Kulit buah yang belum masak digunakan untuk bahan pewarna kuning dan sebagai tanin. Daun mudanya dapat dimasak, walaupun beberapa sumber mengatakan bahwa ini dapat menyebabkan keguguran dan kemandulan pada wanita. Di Madura, jus daun Maja digunakan untuk mengobati penyakit kuku dan mulut sapi. Sedangkan kayunya cocok untuk pembuatan pegangan keris.

Reproduksi
Perbanyakan Maja biasanya dilakukan dengan mengecambahkan bijinya. Namun dapat pula dilakukan secara vegetatif dengan menggunakan tunas-tunas akar ataupun pertunasan batang.Tanaman hasil perbanyakan vegetatif mulai menghasilkan buah pada umur 5 tahun dan pada umur 15 tahun buah yang dihasilkan mencapai puncaknya.

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Sapindales
Famili: Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus: Aegle
Spesies: Aegle marmelos (L.) Corr

Deskripsi Jeruk Bali (Citrus maxima)

Deskripsi Jeruk Bali (Citrus maxima) - Jeruk Bali merupakan salah satu spesies dari genus citrus, salah satu ciri-ciri dari tanaman ini adalah buahnya besar, biasanya manis atau asam tergantung juga dari jenis jeruk balinya ada yang biasanya berwarna putih  dan ada juga yang berwarna merah. Jeruk ini termasuk jenis yang mampu beradaptasi dengan baik pada daerah kering dan relatif tahan penyakit, terutama CVPD yang pernah menghancurkan pertanaman jeruk di Indonesia.

Bunga jeruk bali


Bunga Jeruk Bali

Deskripsi Jeruk Bali
Habitus berupa perdu dengan tinggi 5-15 m. Batang berkayu,  tegak, berbentuk bulat, bercabang dan berwarna hijau kecoklatan.  Daun tunggal dengan pertulangan menyirip. Daun berwarna hijau,  berbentuk bulat telur atau elips, ujungnya meruncing, tepi rata  dan pangkal membulat. Panjang daun 5-20 cm, lebar daun 2-12  cm. Bunga tunggal dan berbentuk tabung, berada di ketiak daun.  Kelopak bunga berbentuk piala, berwarna putih kekuningan atau  hljau kekuningan. Benang sari berbentuk silindris dan berwarna  putih. Putik berbentuk silindris dan berwarna hijau muda. Mahkota  bunga berwarna putih atau putih kekuningan. Buah buni, kulitnya  setebal 1,5-2 cm, berdaging putih atau merah hijau. Biji berbentuk  bulat telur atau elips, panjang 7-10 mm, tebal 5-7 mm, berwarna  putih kekuningan. Akarnya berupa akar tunggang dan berwarna  putih kekuningan.

Kandungan Jeruk Bali
Jeruk bali memiliki beberapa kandungan, diantaranya Likopen, pectin, flavonoid dan vitamin c. Selain itu, memiliki beberapa kandungan kimia diantaranya :
Keterangan :
1. glycocitrine-I
2. 5-hydroxynoracronycine
3. citrusinine-I
4. 5-hydroxynoracronycine alcohol
5. grandisine-I
6. natsucitrine-II
7. citracridone-III

Manfaat Tumbuhan
Jeruk ini mempunyai rasa yang khas dan manis. Buah jeruk ini selain dimakan segar sebagai buah meja, kadang-kadang juga dibuat rujak atau diambil ekstraknya untuk dibuat jus. Bunganya yang harum dapat untuk bahan parfum. Daun, bunga, buah dan bijinya dapat pula dimanfaatkan untuk mengobati sakit batuk, demam dan sakit perut.

Klasifikasi Jeruk Bali
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Familia : Rutaceae (suku jeruk-jerukan)
Genus : Citrus
Spesies : Citrus maxima

Klasifikasi Udang dan Daur Hidupnya

Klasifikasi Udang dan Daur Hidupnya - Dalam artikel ini, Team Biologijie akan membagikan informasi tentang klasifikasi udang. Dimana yang kita ketahui udang merupakan salah produk perikanan yang paling banyak dikonsumsi karena kandungan dalam udang mempunyai zat gizi yang sangat tinggi. Sangat banyak jenis udang, udang di laut beda dengan udang yang hidup di rawa atau sungai.

Udang

KLASIFIKASI UDANG
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Crustaceae
Sub Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Family : Palaemonoidae
 Penaeidae
Genus : Macrobranchium
              Caridina
               Penaeus
                Metapenaeus 

Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing.

Baca Juga: Morfologi Udang 

Daur Hidup Udang

Daur hidup udang meliputi beberapa tahapan yang membutuhkan habitat yang  berbeda pada setiap tahapan. Udang melakukan pemijahan di perairan yang relatif  dalam. Setelah menetas, larvanya yang bersifat planktonis terapung-apung dibawa  arus, kemudian berenang mencari air dengan salinitas rendah disekitar pantai atau  muara sungai. Di kawasan pantai, larva udang tersebut berkembang. Menjelang  dewasa, udang tersebut beruaya kembali ke perairan yang lebih dalam dan memiliki  tingkat salinitas yang lebih tinggi, untuk kemudian memijah. Tahapan-tahapan tersebut berulang untuk membentuk siklus hidup. Udang penaeid dalam  pertumbuhan dan perkembangannya mengalami beberapa fase, yaitu nauplius, zoea,  mysis, post larva, juvenile (udang muda), dan udang dewasa (Fast dan Laster, 1992). 

Menurut Rizal (2009), setelah telur-telur menetas, larva hidup di laut lepas  menjadi bagian dari zooplankton. Saat stadium post larva bergerak ke daerah dekat  pantai dan perlahan-lahan turun ke dasar di daerah estuari dangkal. Perairan dangkal  ini memiliki kandungan nutrisi, salinitas dan suhu yang sangat bervariasi  dibandingkan dengan laut lepas. Setelah beberapa bulan hidup di daerah estuari,  udang dewasa kembali ke lingkungan laut dalam dimana kematangan sel kelamin,  perkawinan dan pemijahan terjadi. 



 

Morfologi Udang

Morfologi Udang - Udang merupakan binatang berair yang hidup di laut, sungai, dan danau, hanya beberapa spesies tertentu. Udang dijadikan sebagai hasil perikanan yang sering dikonsumsi karena kandungan gizinya. Jenis udang sangat banyak, ada yang berukuran besar maupun kecil. Jumlah udang di perairan seluruh dunia diperkirakan sebanyak 343 spesies  yang potensial secara komersil. Dari jumlah itu 110 spesies termasuk didalam famili  Penaidae. Udang digolongkan kedalam Filum Arthropoda dan merupakan Filum  terbesar dalam Kingdom Animalia.

Udang

Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan bagian  badan. Bagian kepala menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax yang  terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian  badan dan abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang  anggota badan (kaki renang) yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat  ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang berbentuk runcing. 

Morfologi Udang


Bagian Kepala
Bagian kepala dilindungi oleh cangkang kepala atau Carapace. Bagian depan meruncing dan melengkung membentuk huruf S yang disebut cucuk kepala atau rostrum. Pada bagian atas rostrum terdapat 7 gerigi dan bagian bawahnya 3 gerigi untuk P monodon. Bagian kepala lainnya adalah :
  1. Sepasang mata majemuk (mata facet) bertangkai dan dapat digerakkan.
  2. Mulut terletak pada bagian bawah kepala dengan rahang (mandibula) yang kuat.
  3. Sepasang sungut besar atau antena.
  4. Dua pasang sungut kecil atau antennula.
  5. Sepasang sirip kepala (Scophocerit).
  6. Sepasang alat pembantu rahang (Maxilliped).
  7. Lima pasang kaki jalan (pereopoda), kaki jalan pertama, kedua dan ketiga bercapit yang dinamakan chela.
  8. Pada bagian dalam terdapat hepatopankreas, jantung dan insang.
Bagian badan dan perut (abdomen) tertutup oleh 6 ruas, yang satu sama  lainnya dihubungkan oleh selaput tipis. Ada lima pasang kaki renang (pleopoda) yang  melekat pada ruas pertama sampai dengan ruas kelima, sedangkan pada ruas keenam,  kaki renang mengalami perubahan bentuk menjadi ekor kipas (uropoda). Di antara  ekor kipas terdapat ekor yang meruncing pada bagian ujungnya yang disebut telson.  Organ dalam yang bisa diamati adalah usus (intestine) yang bermuara pada anus yang  terletak pada ujung ruas keenam.

Tubuh udang mempunyai  rostrum, sepasang mata, sepasang antena, sepasang antenula bagian dalam dan luar,  tiga buah maksilipied, lima pasang cholae (periopod), lima pasang pleopod, sepasang  telson dan uropod.

Morfologi Bunga Mawar

Morfologi Bunga Mawar - Mawar merupakan tumbuhan yang memiliki duri. Salah satu ciri khas dari tumbuhan ini adalah bunganya. Bunganya sangat harum, biasanya dijadikan kado buat istri atau pacar, dan memiliki warna yang sangat beragam.

Morfologi untuk bunga mawar adalah:

  
Variasi bunga mawar
bunga mawar

BUNGA
Bunganya terdiri dari 5 helai daun mahkota dengan perkecualian Rosa sericea yang hanya memiliki 4 helai daun mahkota. Di antarawarna yang dimiliki oleh mawar adalah putih, merah muda, kuning dan biru pada beberapa spesies. Ovari berada di bagian bawah daun mahkota dan daun kelopak.

Batang pada tumbuhan mawar

BATANG
Batang memiliki duri berebntuk seperti pengait pada batang yang berfungsi sebagai pegangan sewaktu memanjat tumbuhan lain. Beberap spesies yang tumbuh liar di tanah berpasir di daerah pantai, seperti rosa rugosa dan rosa pimpinellifolia berdaptasi dengan duri halus seperti jarum yang mungkin berfungsi untuk mengurangi kerusakan akibat dimakan binatang, menahan pasir yang diterbangkan angin dan melindungi akar dari erosi.

DAUN
Sebagian besar spesies mempunyai daun yang panjangnya antara 5–15 cm dengan dua-dua berlawanan (pinnate). Daun majemuk yang tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit 3 atau 5 hingga 9 atau 13 anak daun dan daun penumpu (stipula) berbentuk lonjong, pertulangan menyirip, tepi tepi beringgit, meruncing pada ujung daun dan berduri pada batang yang dekat ke tanah. Mawar sebetulnya bukan tanaman tropis, sebagian besar spesies merontokkan seluruh daunnya dan hanya beberapa spesies yang ada di Asia Tenggara yang selalu berdaun hijau sepanjang tahun.

Klasifikasi Tumbuhan Waru

Klasifikasi Tumbuhan Waru - Waru merupakan tumbuhan yang memiliki tinggi sekitar 2-15 meter, di Pontianak sendiri tumbuhan ini disebut dengan dadap laut. Pohonnya sering ditemui di pinggir jalan, karena sebagai pohon peneduh, dan daunnya memiliki karakteristik khusus, dengan adanya trikoma. Daunnya sering dijadikan objek penelitian para mahasiswa.

Daun Waru

Bunga Waru

KLASIFIKASI WARU
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Malvales
Suku : Malvaceae
Marga : Hibiscus
Jenis :
Hibiscus tiliaceus

Waru tumbuh liar di hutan dan di ladang, kadang-kadang ditanam di pekarangan atau di tepi jalan sebagai pohon pelindung. Pada tanah yang subur, batangnya lurus, tetapi pada tanah yang tidak subur batangnya tumbuh membengkok, percabangan dan daun-daunnya lebih lebar. Pohon, tinggi 5-15 m. Batang berkayu, bulat, bercabang, warnanya cokelat. Daun bertangkai, tunggal, berbentuk jantung atau bundar telur, diameter sekitar 19 cm. Pertulangan menjari, warnanya hijau, bagian bawah berambut abu-abu rapat. Bunga berdiri sendiri atau 2-5 dalam tandan, bertajuk 8-11 buah, berwarna kuning dengan noda ungu pada pangkal bagian dalam, berubah menjadi kuning merah, dan akhirnya menjadi kemerah-merahan. Buah bulat telur, berambut lebat, beruang lima, panjang sekitar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil, berwarna cokelat muda. Daun mudanya bisa dimakan sebagai sayuran. Kulit kayu berserat, biasa digunakan untuk membuat tali. Waru dapat diperbanyak dengan biji.

Waru banyak terdapat di Indonesia, di pantai yang tidak berawa, ditanah datar, dan di pegunungan hingga ketinggian 1700 meter di atas permukaan laut. Banyak ditanam di pinggir jalan dan di sudut pekarangan sebagai tanda batas pagar. Pada tanah yang baik, tumbuhan itu batangnya lurus dan daunnya kecil. Pada tanah yang kurang subur, batangnya bengkok dan daunnya lebih lebar.

Tumbuhan ini di Indonesia telah meluas persebarannya, sehingga nama daerahnya bermacam-macam. Misalnya,di Sumatera dikenal dengan nama kioko, siron, baru, buluh, bou, tobe, baru, beruk, melanding. Jawa: waru, waru laut, waru lot, waru lenga, waru lengis, waru lisah, waru rangkang, wande, baru. Nusa Tenggara: baru, waru, wau, kabaru, bau, fau. Sulawesi: balebirang, bahu, molowahu, lamogu, molowagu, baru, waru. Maluku: war, papatale, haru, palu, faru, haaro, fanu, halu, balo, kalo, pa. Irian jaya: kasyanaf, iwal, wakati.
Back to top